Prostitusi Marak di Kabupaten Bogor, Satpol PP Hadapi Kendala Penertiban

0

NARASITODAY.COM – Praktik prostitusi di Kabupaten Bogor kian marak dan semakin sulit untuk ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat.

Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Cecep Imam Nagarasid, mengungkapkan bahwa hambatan utama dalam penertiban ini adalah kapasitas tempat pembinaan yang semakin penuh, khususnya di Cirebon dan Sukabumi.

“Setelah para pekerja seks komersial (PSK) ditangkap, langkah berikutnya seharusnya adalah pembinaan. Namun, tempat pembinaan yang tersedia, baik di Cirebon maupun Sukabumi, sudah penuh, terutama oleh PSK asal Kabupaten Bogor,” jelas Cecep.

Baca Juga :  Pemuda Cileungsi Berani Lawan Dua Begal, Alami Luka Bacok di Jalan!

Karena terbatasnya kapasitas di tempat pembinaan, Satpol PP hanya bisa mengambil tindakan ringan terhadap PSK yang tertangkap.

Tindakan tersebut meliputi pemeriksaan identitas dan menghubungi pihak keluarga untuk memberi tahu tentang aktivitas PSK tersebut.

Namun, respons keluarga yang seringkali mengejutkan justru membuat penegakan hukum semakin sulit.

“Yang lebih mengejutkan adalah ketika keluarga mereka justru membiarkan kondisi tersebut, dengan alasan faktor ekonomi. Bahkan ada orang tua yang berkata, ‘Pak, saya tahu anak saya PSK, tapi apa bapak mau menghidupi anaknya termasuk saya?’ Pernyataan seperti ini menunjukkan betapa kompleksnya persoalan ini,” kata Cecep.

Baca Juga :  Polisi Kurang Tegas, Masyarakat Siap Terapkan Pengadilan Jalanan untuk Matel yang Berulah

Menurut Cecep, banyak PSK terpaksa bekerja dalam profesi ini karena kebutuhan ekonomi yang mendesak, termasuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak-anak mereka.

Ia menegaskan bahwa kondisi ini diperparah oleh minimnya fasilitas rehabilitasi yang memadai untuk memberikan pembinaan dan keterampilan sebagai alternatif pekerjaan.

“Mereka ini bekerja untuk bertahan hidup, untuk makan, dan untuk sekolah anak-anaknya. Secara normatif, mereka seharusnya mendapatkan hak untuk pembinaan dan pelatihan keterampilan agar bisa beralih profesi. Namun, kenyataannya, fasilitas untuk itu sangat terbatas,” tutupnya.

Baca Juga :  Kepala Desa Pamijahan Berupaya Alihkan BPJS Mandiri ke PBI untuk Anak Penderita Kanker DiperutĀ 

Meski demikian, Cecep Imam Nagarasid menekankan pentingnya solusi jangka panjang yang melibatkan pemberian pembinaan yang lebih intensif serta upaya menyediakan keterampilan bagi PSK.

Dengan demikian, mereka dapat memiliki alternatif pekerjaan yang lebih layak dan tidak lagi terjerumus dalam praktik prostitusi.

Saat ini, Satpol PP Kabupaten Bogor masih berusaha mencari jalan keluar terbaik untuk menangani maraknya praktik prostitusi di wilayah tersebut, dengan harapan adanya peningkatan fasilitas pembinaan dan dukungan dari berbagai pihak terkait.***