NARASITODAY.COM – Indonesia kembali menunjukkan komitmennya untuk memperkuat posisi non-blok di tengah ketegangan geopolitik global dengan berpartisipasi dalam latihan militer bersama Rusia dan China.
Latihan yang dijadwalkan berlangsung pada bulan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama strategis antara ketiga negara, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang berpegang pada prinsip non-blok dalam menghadapi dinamika internasional yang semakin kompleks.
Latihan militer ini, yang dikenal dengan nama “North-Joint 2024,” akan melibatkan angkatan laut dan udara dari ketiga negara, dan akan dilaksanakan di sekitar Laut Jepang dan Laut Okhotsk.
Menurut Kementerian Pertahanan China, latihan ini bertujuan untuk memperdalam tingkat kerja sama strategis antara militer China dan Rusia serta meningkatkan kemampuan mereka untuk bersama-sama menghadapi ancaman keamanan. Dalam konteks ini, Indonesia berperan sebagai mediator yang mengedepankan dialog dan kerja sama multilateral.
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menjelaskan bahwa partisipasi dalam latihan ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat pertahanan nasional sekaligus menjaga kedaulatan negara.
“Kami percaya bahwa dengan berpartisipasi dalam latihan militer bersama, kami dapat meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata kami dan menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain tanpa harus terjebak dalam blok tertentu,” ungkap Prabowo dalam konferensi pers di Jakarta.
Prabowo juga menekankan pentingnya prinsip non-blok dalam konteks saat ini. “Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari Gerakan Non-Blok, dan kami ingin memastikan bahwa kebijakan luar negeri kami tetap independen dan tidak terpengaruh oleh tekanan dari kekuatan besar manapun,” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa latihan militer ini adalah kesempatan untuk belajar dari pengalaman Rusia dan China dalam hal strategi pertahanan.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa latihan ini tidak hanya akan meningkatkan interoperabilitas antara angkatan bersenjata ketiga negara tetapi juga akan menjadi platform untuk berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan keamanan regional.
“Kami berharap latihan ini akan memperkuat hubungan militer antara Rusia, China, dan Indonesia serta menciptakan stabilitas di kawasan,” ujarnya.
Latihan militer bersama ini juga menjadi perhatian internasional mengingat meningkatnya ketegangan antara NATO dan kedua negara tersebut. Dalam konteks ini, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin terlibat dalam konfrontasi apapun.
“Kami ingin menjadi jembatan bagi dialog dan kerja sama internasional, bukan bagian dari konflik,” katanya.
Para pengamat internasional kini menantikan bagaimana perkembangan hubungan Indonesia dengan Rusia dan China setelah latihan ini serta dampaknya terhadap kebijakan luar negeri Indonesia ke depan.***