Tidur Cukup Tapi Tetap Ngantuk? Inilah Beberapa Penyebab yang Harus Diperhatikan

0
Ilustrasi ngantuk

NARASITODAY.COM Meskipun banyak orang percaya bahwa tidur yang cukup dapat menghilangkan rasa ngantuk di siang hari, kenyataannya masih banyak yang mengalami kelelahan meski telah memenuhi kebutuhan tidur mereka. Menurut para ahli, ada beberapa penyebab yang perlu diperhatikan terkait fenomena ini, dan memahami faktor-faktor tersebut sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas sehari-hari.

  1. Sleep apnea

Studi dalam Annals of the American Thoracic Society menyebutkan, rasa kantuk berlebihan banyak terjadi pada pengidap apnea tidur atau sleep apnea.

Kondisi tersebut umumnya terjadi pada siang hari dan berdampak negatif pada fungsi sehari-hari, kognisi, suasana hati, dan aspek kesejahteraan lainnya. Selain itu, masalah tidur ini juga merupakan kondisi yang berpotensi serius karena pengidapnya berulang kali berhenti bernapas sepanjang tidur malam. 

  1. Sindrom kaki gelisah

Studi dalam Neuropsychiatric Disease and Treatment menemukan, seseorang dengan sindrom kaki gelisah mempunyai dorongan yang tidak terkendali untuk menggerakkan kaki. 

Kondisi ini membuat pengidapnya sulit tertidur nyenyak sehingga mengakibatkan kantuk berlebih keesokan harinya. Belum ada jawaban pasti terkait penyebab sindrom kaki gelisah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kondisi tersebut terjadi karena tubuh tidak mendapatkan asupan zat besi sesuai dengan kebutuhan.

  1. Narkolepsi
Baca Juga :  Reporter Kompas TV Dianiaya Massa Simpatisan Syahrul Yasin Limpo, Dua Orang Jadi Tersangka 

Penyebab ngantuk berlebihan berikutnya yaitu narkolepsi. Kondisi ini merupakan gangguan neurologis karena otak tidak mampu mengatur siklus tidur dan bangun dengan benar. 

Pada malam hari, pengidap akan terbangung berkali-kali (seperti insomnia). Sementara itu, pada siang hari, mereka akan mengalami kantuk berlebihan. Pengidap kondisi ini  bahkan bisa tertidur ketika tengah mengobrol atau makan.

Studi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menyebutkan, wanita memiliki gejala narkolepsi yang terjadi karena gaya hidup dan hubungan pribadi sebanyak 44 persen, sedangkan pria sebesar 71 persen. 

Selain itu, studi tersebut juga melakukan pengamatan terhadap pria dan wanita yang mengatasi narkolepsi dengan mengonsumsi kafein. Hasilnya, sebanyak 82,4 persen wanita mengonsumsinya. Sementara pria, hanya berkisar 63,4 persen.

  1. Depresi

Ngantuk berlebihan dan perubahan jadwal tidur merupakan salah satu gejala depresi yang paling umum. Saat mengalami depresi, seseorang mungkin akan tidur lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.

Jika tidur tidak nyenyak pada malam hari, kemungkinan besar kamu akan mengantuk berlebihan pada siang hari. Terkadang, perubahan tidur juga menjadi tanda awal depresi. Pada beberapa pengidap, perubahan kebiasaan tidur terjadi setelah tanda lain muncul. 

  1. Pola makan yang keliru

Penyebab lain ngantuk yang berlebihan juga memiliki kaitan dengan pola makan yang kurang tepat. Misalnya, minum kopi secara berlebihan dapat mengganggu jam tidur malam sehingga meningkatkan rasa kantuk pada siang hari. 

Baca Juga :  Keren!! Pemuda Desa Girimulya dan Relawan Retri Melakukan Aksi Bersihkan Septic Tank dan Selokan

Selain itu, mengonsumsi makanan pedas dalam porsi berlebihan menyebabkan gangguan pencernaan. Hal ini akan membuat kamu bolak-balik ke kamar mandi dan tidak mendapatkan cukup tidur.

Bahkan, mengonsumsi makanan tidak sehat, seperti makanan tinggi lemak maupun karbohidrat tinggi dapat membuat tubuh merasa mengantuk. Alasannya, karena tubuh lebih mudah melepas hormon yang memicu rasa kantuk.

  1. Masalah emosi

Emosi yang bergejolak bisa menyebabkan kesulitan tidur pada malam hari dan kantuk berlebihan pada siang hari. Misalnya, seseorang yang baru mengalami putus cinta atau kehilangan orang terkasih. Pikiran dan hati yang kacau dan tidak stabil bisa berdampak pada penurunan kualitas tidur.

  1. Pertambahan usia

Studi dalam Handbook of Clinical Neurology menunjukkan bahwa orang tua atau lansia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur. Namun, kelompok ini akan tetap mendapatkan kualitas tidur yang paling rendah. 

Menurut penelitian, kualitas tidur mulai menurun pada orang dewasa paruh baya. Seiring bertambahnya usia, seseorang memiliki waktu tidur yang pendek dan lebih banyak terbangun pada tengah malam.

  1. Hipersomnia idiopatik
Baca Juga :  Apresiasi Wajib Pajak Taat, Pemkab Bogor Akan Kembali Menggelar Anugerah Pajak Daerah tahun 2024

Hipersomnia idiopatik merupakan gangguan tidur neurologis kronis. Ini menyebabkan rasa kantuk berlebihan meski sudah mendapatkan waktu tidur yang cukup. Kondisi ini tentu tidak sama dengan insomnia karena pengidapnya cenderung mendapatkan cukup waktu tidur pada malam hari, tetapi tetap mengantuk berlebihan pada siang harinya.

  1. Terlalu sering begadang

Ini menjadi penyebab ngantuk yang paling umum dan paling sulit untuk dihindari, biasanya sering terjadi pada orang-orang yang bekerja pada shift malam atau terlalu sering lembur. Selain itu, masalah ini juga bisa muncul akibat lingkungan tempat tinggal yang buruk dan tidak kondusif.

  1. Kurang berolahraga

Kurang melakukan olahraga atau aktivitas fisik membuat tubuh menjadi merasa lemas dan tidak berenergi. Faktanya, kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko ngantuk dan membuat seseorang sering tertidur pada siang hari.

Inilah mengapa, kamu sebaiknya tetap aktif bergerak setiap hari. Luangkan waktu sekitar 30 menit untuk melakukan gerakan fisik yang ringan, seperti berjalan kaki sebelum memulai rutinitas.

kesadaran akan faktor-faktor ini dapat membantu individu mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh rasa ngantuk di siang hari.***