NARASITODAY.COM – Yadi Bachman, drummer dari Matta Band, dengan penuh rasa duka menceritakan detik-detik terakhir sebelum meninggalnya sang anak, Kaisar Akira Ayman, yang berusia 16 tahun. Kaisar ditemukan tak bernyawa setelah terseret ombak di Kelingking Beach, Nusa Penida, Bali pada 31 Oktober 2024.
Dalam konferensi pers virtual yang diadakan pada 1 November 2024, Yadi mengungkapkan bahwa anaknya sedang mengikuti study tour bersama teman-teman sekolahnya saat insiden tragis itu terjadi.”Anak saya sedang bermain di pantai bersama teman-temannya ketika tiba-tiba arus ombak yang besar menyeretnya ke tengah laut,” ungkap Yadi dengan suara bergetar.
Ia menjelaskan bahwa meskipun teman-teman Kaisar ingin menolong, mereka merasa sangat khawatir dengan keselamatan diri mereka sendiri karena kondisi ombak yang sangat berbahaya. “Mereka melihat Kaisar masih terlihat di permukaan dan mencoba untuk membantu, tetapi arusnya terlalu kuat,” tambahnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Setelah menerima kabar duka tersebut, Yadi segera berangkat ke Bali untuk mencari anaknya. “Saya tiba di Bali malam hari dan tidak bisa langsung menyeberang ke Nusa Penida. Keesokan paginya, saya berkoordinasi dengan tim SAR dan mencari keberadaan Kaisar,” jelasnya. Tragisnya, jasad Kaisar ditemukan tidak lama setelah pencarian dimulai, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekat.
Dalam wawancara tersebut, Yadi juga menceritakan tentang sosok Kaisar yang dikenal sebagai anak yang ceria dan penuh semangat. “Kaisar adalah anak yang memiliki kemampuan berenang yang baik dan selalu mencintai alam. Dia sering mengajak teman-teman untuk menjelajahi pantai dan menikmati keindahan laut,” katanya sambil mengenang senyum anaknya.
Yadi mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian anak sulungnya yang sangat dicintainya. “Saya tidak pernah membayangkan akan kehilangan dia secepat ini. Dia adalah harapan dan kebanggaan kami,” tuturnya dengan suara bergetar. Meskipun berduka, Yadi mencoba untuk tetap tegar dan ikhlas menerima takdir yang telah ditentukan. “Saya percaya Allah lebih sayang padanya,” tutup Yadi sambil menahan air mata.
Melalui wawancara ini, Yadi berharap agar orang tua lainnya lebih berhati-hati saat mengawasi anak-anak mereka di sekitar pantai dan mengingatkan pentingnya keselamatan saat bermain di laut.”Kehilangan ini adalah pelajaran pahit bagi kami semua. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya dengan harapan agar kisah tragis ini dapat menjadi perhatian bagi masyarakat luas.***