Oleh : Aldi Alhidayah (Perwakilan dari Mahasiswa Institut Agama Islam Bogor)
NARASITODAY.COM – Di tengah dinamika kampus, Himpunan Mahasiswa (HIMA) yang seharusnya menjadi wadah utama aspirasi mahasiswa Institut Agama Islam Bogor (IAI Bogor), justru mulai terlihat melemah.
Alih-alih menjadi garda depan pergerakan, HIMA kini dirasakan oleh sebagian mahasiswa sebagai organisasi yang lambat dalam merespon berbagai isu kampus.
Hal ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa peran HIMA semakin terpinggirkan? Dan apakah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bisa menjadi solusi strategis?
Tanda Tanya atas Peran HIMA
Banyak mahasiswa mengeluhkan bahwa pergerakan HIMA tidak lagi seefektif sebelumnya. Beberapa mahasiswa IAI Bogor menyoroti beberapa masalah yang dianggap menjadi akar permasalahan.
1. Kurangnya Konsolidasi Internal
Ketidakharmonisan internal menjadi faktor utama. Di beberapa kesempatan, tampak adanya perpecahan di tubuh HIMA, baik antara ketua maupun anggota.
Kurangnya sinergi ini memperlambat pengambilan keputusan dan mengakibatkan program kerja tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Akibatnya, ide-ide dan gagasan segar pun minim muncul, membuat HIMA terlihat stagnan.
2. Birokrasi yang Kaku
Struktur organisasi HIMA yang cenderung hierarkis dan kaku juga menjadi masalah.
Dalam situasi yang membutuhkan respon cepat, proses pengambilan keputusan terhambat oleh birokrasi yang berbelit-belit.
Lambatnya pergerakan ini membuat mahasiswa dan pihak kampus lebih mempercayai kelompok mahasiswa lain daripada HIMA untuk mengurus kegiatan kampus.
Dampak dari kondisi ini, HIMA tidak lagi dilihat sebagai kekuatan utama di kampus, dan perannya mulai digantikan oleh kelompok lain yang dianggap lebih dinamis dan terpercaya oleh pihak rektorat.
BEM: Solusi Alternatif untuk Menghidupkan Kembali Pergerakan Mahasiswa
Melihat lemahnya peran HIMA, beberapa mahasiswa mengusulkan pembentukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai solusi strategis.
BEM diharapkan bisa menjadi organisasi payung yang menyatukan berbagai himpunan dan kelompok mahasiswa, dengan beberapa keuntungan strategis sebagai berikut:
1. Struktur yang Lebih Terpadu
Pembentukan BEM memungkinkan organisasi mahasiswa memiliki struktur yang lebih terkoordinasi.
Dengan BEM sebagai pusat dari kegiatan mahasiswa, setiap HIMA dan kelompok lainnya bisa saling bersinergi, sehingga pergerakan mahasiswa dapat lebih terarah dan efektif.
2. Koordinasi yang Efektif
BEM dapat menjadi penghubung antara berbagai organisasi mahasiswa, sehingga komunikasi menjadi lebih baik.
Hal ini akan mengurangi fragmentasi gerakan mahasiswa dan meningkatkan dampak setiap aksi atau kegiatan yang dilakukan.
3. Responsif terhadap Isu Terkini
Dengan struktur yang lebih fleksibel, BEM bisa lebih responsif terhadap berbagai isu terkini yang muncul di kampus.
Selain itu, BEM bisa dengan cepat menggalang kekuatan besar untuk melakukan advokasi dan aksi nyata dalam waktu singkat.
4. Wadah Inovasi dan Kolaborasi
BEM juga bisa menjadi ruang yang subur bagi inovasi dan kolaborasi di kalangan mahasiswa.
Inisiatif-inisiatif yang lahir dari mahasiswa dapat lebih terwadahi dan terorganisasi dengan baik, sehingga hasil yang dihasilkan pun lebih optimal.
Masa Depan Gerakan Mahasiswa di IAI Bogor
Dengan terbentuknya BEM, diharapkan akan ada regenerasi semangat dan strategi dalam pergerakan mahasiswa.
BEM tidak hanya reaktif dalam merespon permasalahan, tetapi juga mampu memberikan solusi yang konstruktif.
Sementara HIMA tetap bisa berfungsi sebagai organisasi yang fokus pada bidang tertentu, BEM akan menjadi pusat koordinasi dan inovasi bagi seluruh mahasiswa di kampus.
Kini, tinggal menunggu keseriusan mahasiswa IAI Bogor dalam mengambil langkah ini.
Akankah BEM benar-benar menjadi solusi strategis untuk memperkuat kembali pergerakan mahasiswa? Atau justru, HIMA akan bangkit dan memperbaiki kekurangan internalnya? Yang jelas, regenerasi dan kolaborasi menjadi kunci bagi masa depan pergerakan mahasiswa yang lebih baik di kampus ini.***