Pernikahan Dini Jadi Penyebab Utama Tingginya Angka Stunting di Kabupaten Bogor

0

NARASITODAY.COM – Kabupaten Bogor mencatat angka stunting yang cukup memprihatinkan, mencapai 27,6 persen dan menempati urutan kedua di Jawa Barat setelah Kabupaten Bandung.

Salah satu faktor utama penyebab tingginya angka stunting di wilayah ini adalah pernikahan usia dini.

Pj. Bupati Bogor, Bachril Bakri, menegaskan bahwa pemerintah daerah tengah berkomitmen penuh untuk menurunkan angka stunting.

“Kami berharap bisa menurunkan angka stunting hingga 14 persen, dari yang sekarang masih mencapai 27,6 persen,” ungkap Bachril kepada wartawan setelah kunjungan kerja di Kecamatan Ciampea, Kamis, 25 Oktober 2024.

Baca Juga :  Puluhan Tahun Terisolasi Akses Komunikasi Pj Bupati Wujudkan Kampung Ciguha Merdeka Sinyal

Dalam upaya mencapai target tersebut, pemerintah kecamatan didorong untuk secara aktif melaksanakan berbagai kegiatan seperti pembekalan, pemahaman, serta pemberian vitamin dan makanan bergizi kepada masyarakat, terutama ibu hamil.

“Kami meminta ibu-ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya di posyandu dan puskesmas,” tambahnya.

Baca Juga :  Program Calon Bupati Bogor Jaro Ade, Tambahan Insentif Untuk Guru Ngaji

Tingginya angka pernikahan dini menjadi salah satu perhatian utama dalam masalah ini.

Bupati Bachril menyoroti bahwa banyak pasangan yang menikah di usia di bawah 16 tahun, dengan dampak serius pada kesehatan ibu dan janin.

“Ada yang baru berusia 23 tahun tapi sudah memiliki tiga anak. Mereka rata-rata menikah di bawah umur 16 tahun. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman soal kesehatan selama kehamilan dan perkembangan janin,” ujarnya.

Baca Juga :  Ketua DPRD Rudy Susmanto Minta Pemkab Bogor Beri Solusi Pedagang Pasar Ciampea

Ia juga menekankan pentingnya peran Kantor Urusan Agama (KUA) di setiap wilayah dalam menekan angka pernikahan dini.

“KUA harus lebih aktif menahan pernikahan di bawah umur dan mulai memberikan vitamin kepada calon pengantin,” pungkasnya.***