Media Sosial: “Aset Berharga” yang Kini Jadi Rebutan dalam Perceraian Pasangan Influencer

0
Ilustrasi

NARASITODAY.COM – Ketika pasangan bercerai, biasanya yang terlintas di benak banyak orang adalah perebutan hak asuh anak atau pembagian properti fisik, seperti rumah dan mobil.

Namun, di era digital, ada satu “aset” lain yang kini kian menjadi sorotan dalam perceraian pasangan influencer: akun media sosial.

Seperti yang terjadi pada pasangan Kat dan Mike Stickler, dua influencer TikTok yang dulunya menjalankan akun bersama dengan jutaan pengikut.

Menurut laporan The Wall Street Journal, ketika mereka bercerai, tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah menentukan siapa yang berhak mendapatkan akun tersebut, lengkap dengan jutaan pengikutnya yang secara konsisten menghasilkan pendapatan besar.

Akhirnya, Kat memenangkan kendali atas akun TikTok mereka, yang tidak hanya tetap populer, tapi juga terus berkembang.

Baca Juga :  Simulasi Penghitungan Biaya Listrik Mengelola Pengguna Elektronik Dirumah

Keputusan ini berdampak signifikan bagi kehidupan Kat yang bisa membeli kondominium baru dari penghasilan akun tersebut.

Sementara itu, Mike, yang mengelola akun YouTube mereka setelah perpisahan, mengalami penurunan jumlah pengikut dan akhirnya beralih profesi ke bidang penjualan.

Fenomena ini bukan hanya unik bagi pasangan Stickler. Seiring semakin banyaknya pasangan influencer dan pengacara perceraian yang dihadapkan pada masalah pembagian “aset digital,” muncul pertanyaan penting: bagaimana sebenarnya menilai akun media sosial dalam proses perceraian? Media sosial tak lagi hanya sekadar hobi atau hiburan, tapi telah menjadi alat pencetak uang bagi banyak orang.

Baca Juga :  ZTE Siapkan Kejutan Baru di Pasar Smartphone: REDMAGIC 10 Pro dan 10S Pro Segera Hadir!

Pengacara perceraian di Amerika Serikat kini mulai akrab dengan penghitungan nilai akun-akun digital.

Mereka harus mempertimbangkan beberapa aspek, seperti potensi pendapatan di masa depan, nilai pengikut, serta citra dan branding pribadi yang telah dibangun oleh pasangan tersebut.

Hal ini bisa jadi rumit, mengingat setiap platform memiliki pola interaksi dan demografi pengikut yang berbeda, yang mempengaruhi nilai komersial akun tersebut.

Tak hanya itu, pengaruh akun media sosial ini juga membuat banyak pasangan mulai berhati-hati sebelum menikah.

Contohnya, influencer keuangan Vivian Tu, yang lebih dikenal dengan konten edukasinya di media sosial.

Sebelum menikah pada Juni lalu, ia menandatangani perjanjian pranikah yang dengan jelas mencantumkan akun media sosialnya sebagai “aset pribadi.”

Baca Juga :  Pertukaran Jaket dan Anekdot: Obrolan Santai yang Tak Terduga antara CEO Nvidia dan CEO Meta di SIGGRAPH 2024

Baginya, akun-akun tersebut adalah “resume” digital yang sangat berharga. Keputusan seperti ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menyadari potensi finansial yang melekat pada akun media sosial mereka.

Dengan kata lain, media sosial kini bukan lagi sekadar tempat berbagi kehidupan pribadi.

Bagi banyak orang, terutama mereka yang punya jutaan pengikut, akun tersebut adalah bagian penting dari kekayaan mereka.

Ketika sebuah hubungan berakhir, aset digital ini bisa menjadi topik perdebatan besar yang tak terhindarkan.

Di era yang semakin terhubung secara digital, fenomena ini menjadi pengingat bahwa media sosial bisa membawa dampak nyata dalam kehidupan seseorang, baik secara emosional maupun finansial.***