Elektabilitas Tertinggi, Namun Pemilih Kota Bogor Masih Belum Pasti: Pengamat Politik Beri Peringatan

0

NARASITODAY.COM – Survei terbaru dari Lembaga Studi Visi Nusantara menunjukkan pasangan calon (paslon) Dedi Rachim dan Jenal Mutaqin unggul dengan elektabilitas tertinggi, mencapai 44,38%.

Mereka meninggalkan empat paslon lainnya di Pilkada Kota Bogor.

Sementara itu, elektabilitas paslon lainnya, yaitu Sendi Ferdiansyah dan Melli Darsa, tercatat sebesar 20,38%, diikuti Raendi Rayendra dengan 17,75%, Atang Trisnanto dan Annida Alivia 4,25%, serta Rena Da Frina dan Ahmad Tedy Risandi dengan 3,25%.

Namun, di tengah dominasi angka tersebut, Yusfitriadi, pengamat politik sekaligus pendiri Lembaga Studi Visi Nusantara, mengingatkan bahwa pemilih di Kota Bogor masih belum sepenuhnya konsisten dalam memilih. Menurutnya, sebanyak 44% pemilih berpotensi mengubah pilihannya jelang hari pemilihan.

Baca Juga :  Satu Pelaku Curanmor di Kota Bogor Tewas Diamuk Masa

“Nah, ini saya pikir hati-hati bagi pasangan calon atau partai pengusung, karena potensinya sangat besar,” ujar Yusfitriadi, memberikan peringatan kepada para kandidat.

Menurut Yusfitriadi, salah satu faktor yang memengaruhi keputusan akhir pemilih di Kota Bogor adalah sejauh mana setiap paslon mampu meyakinkan masyarakat melalui program-program dan kebijakan yang mereka tawarkan.

Ia menekankan bahwa pemilih di kota ini sangat rasional dan cenderung menunggu hingga akhir masa kampanye sebelum menentukan pilihan.

Baca Juga :  Usaha Kue Kering yang Cepat Dapat CuanĀ 

“Pemilih Kota Bogor amat sangat rasional. Karena memang mereka sedang melihat proses masa kampanye, perjalanan, dan kebijakan yang diusung para paslon. Sehingga nanti di ujung baru akan menentukan pilihan,” jelas Yusfitriadi.

Dalam konteks Pilkada Kota Bogor, Yusfitriadi juga menyebutkan bahwa pengaruh politik uang terhadap pilihan masyarakat sangat kecil.

Hal ini karena persaingan di antara para paslon lebih banyak dilakukan melalui komunikasi intens dengan masyarakat, daripada sekadar transaksi uang.

Menurutnya, masyarakat Bogor lebih mengutamakan integritas dan kebijakan calon dibanding iming-iming materi.

“Intinya, kasus hukum yang akan merubah konsistensi masyarakat dalam menentukan pilihan,” katanya.

Baca Juga :  Aliansi Jurnalis Bogor Gelar Bakti Sosial di Desa Cinangka

Dengan pemilih yang masih belum sepenuhnya mantap pada pilihannya, tantangan besar ada di tangan setiap paslon untuk terus berkomunikasi dan menyampaikan visi mereka dengan jelas.

Para kandidat diharapkan mampu menyajikan solusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam pembangunan dan kesejahteraan Kota Bogor, agar dapat mengunci dukungan hingga hari pemilihan tiba.

“Pilkada Kota Bogor ini diprediksi akan menjadi ajang adu strategi yang intens, di mana setiap langkah dan kebijakan yang diambil oleh para paslon akan menjadi sorotan utama publik,” pungkasnya.***