Maraknya Pungli di Kawasan Wisata, Disbudpar Bogor Desak Polisi Tangkap Pelaku

0
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa,

NARASITODAY.COM – Aksi pungutan liar (pungli) di kawasan wisata kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, peristiwa tersebut terjadi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Desa Gunung Bunder II, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Kasus pungli ini menjadi viral setelah diunggah ke media sosial dan ditonton jutaan orang.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, angkat bicara.

Ia menegaskan bahwa pungli di kawasan wisata sering kali melibatkan masyarakat lokal yang kurang memahami dampak negatif dari tindakan tersebut terhadap citra pariwisata daerah.

Baca Juga :  Bak Filem Action. Polisi Kejar-kejaran Dengan Pelaku Pencuri Kerbau di Jasinga

“Kami meminta para pengelola desa wisata untuk lebih proaktif dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Sering kali, masyarakat setempat yang melakukan pungli. Untuk itu, kami melalui Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kabupaten Bogor akan melakukan pembinaan, serta memberikan penyuluhan agar masyarakat mendukung perkembangan wisata yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi kesejahteraan mereka sendiri,” ujar Yudi, usai melakukan kegiatan di wisata Kampung Anyar, Pamijahan. Kepada wartawan, Selasa (18/09/24).

Lebih jauh, Yudi juga meminta pihak desa, kecamatan, dan kepolisian untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku pungli yang telah mencoreng nama baik wisata Kabupaten Bogor.

Baca Juga :  Bencana Banjir Bandang di Cipongkor Bandung Barat, 10 Orang Hilang Masih Dalam Pencarian

“Ini sudah masuk dalam kategori tindak kriminal. Kami mendorong pihak terkait untuk melakukan penangkapan. Selain itu, kami juga meminta adanya pembinaan lebih lanjut bagi pengelola wisata, terutama jika pungli ini terjadi di area yang mereka kelola,” katanya.

Disbudpar juga berharap sinergi antara Aparat Penegak Hukum (APH) dengan pemangku kepentingan di tingkat desa dan kecamatan terus diperkuat demi memberantas praktik pungli yang merugikan citra pariwisata.

“Kami meminta kerjasama dari pemerintah desa, kecamatan, dan pihak kepolisian untuk menekan angka pungli di kawasan wisata. Perlu adanya kolaborasi yang kuat agar wisata di Kabupaten Bogor tetap kondusif dan nyaman bagi wisatawan,” tambahnya.

Baca Juga :  Tak Kapok, Residivis Curanmor Nyaris Diamuk Massa

Ia menyoroti bahwa pungli sering kali terjadi akibat minimnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pariwisata. Sebagian masyarakat yang masih kesulitan secara ekonomi melihat pungli sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang, tanpa memahami dampak jangka panjangnya.

“Ada yang memahami dampaknya, namun karena kebutuhan ekonomi mendesak, mereka memilih jalan pintas dengan melakukan pungli. Hal ini yang harus kita perbaiki melalui pembinaan dan penyuluhan,” pungkas Yudi.***