DINAMIKA PILKADA KABUPATEN BOGOR KERING IDE DAN GAGASAN

0

Oleh : Januari Aquarta P, S.sos, M.Sos (Pengurus HIPMI Kabupaten Bogor)

BOGOR tidak sekedar butuh pemimpin, tapi Bogor butuh perubahan, setidaknya inilah kalimat yang cukup tepat untuk Kabupaten Bogor yang beberapa bulan lagi akan melaksanakan pilkada serentak di bulan November 2024.

Sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak secara nasional dan memiliki wilayah yang sangat luas, Kabupaten Bogor butuh pemimpin yang bukan kaleng-kaleng.

Namun siapakah sosok pemimpin yang tepat itu untuk Kabupaten Bogor? Kenyataannya, hari ini kita masih disuguhkan wajah-wajah elit lama.

Sekalipun ada wajah baru yang bermunculan, bisa dipastikan masih dalam bayang-bayang dari reng-rengan elit lama itu.

Baca Juga :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Pilkada yang tinggal hitungan bulan ini, para elit kita masih sibuk mencari dukungan lintas partai untuk membentuk format koalisi.

Bagi mereka urusan ini jauh lebih penting ketimbang meyakinkan masyarakat dengan gagasan, visi dan misi, atau terobosan pemikiran yang genuine untuk Kabupaten Bogor lebih baik, terlebih partai politik kita hari ini pun sudah kadung pragmatis.

Bagi mereka Pilkada adalah bau kekuasaan, sehingga hanya cukup ditempuh ditingkat atas lobi-lobi politik, untuk menentukan siapa calon yang paling bisa diterima, dipoles, didandani.

Sementara Masyarakat hanya sebagai obyek biasa yang dibutuhkan suaranya lima tahun sekali.

Baca Juga :  UTAK-ATIK CALON PENDAMPING JARO ADE

Generasi Politik Baru

Dinamika politik menjelang Pilkada sudah terlanjur kering dari Ide dan gagasan, sekalipun ada terasa sangat hambar, Sebagian besar elit lebih nyaman menggunakan cara-cara lama.

Sehingga apa yang terlontar dari elit pun sudah terlanjung sumbang bagi telinga masyarkat Bogor yang sudah dua kali dikecewakan.

Bogor butuh regenerasi politik, idealnya sebuah generasi politik baru dari kalangan muda yang terputus dari mata rantai elit – elit lama.

Generasi ini harus lebih dominan memberi kontribusi yang signifikan terutama dalam proses pilkada nanti, sebuah generasi yang mampu memperbaiki.

Baca Juga :  Janji yang Diuji : Cinta dan Kepercayaan dalam Ujian Waktu

Dan mengawal Pilkada dari oknum-oknum yang biasa menggunakan cara-cara culas untuk meraih kemenangan.

Seperti apa yang diucapkan oleh Moh. Hatta: “Manusia sekarang adalah bibit bagi masa datang, hanya dengan memperbaiki yang rusak itu di waktu sekarang, juga dapat dijamin pertumbuhan masyarakat yang sehat ke dalam masa yang akan datang.”

Selanjutnya, generasi muda ini dengan jumlah yang luar biasa bisa menjadi pengontrol kekuasaan politik dan memiliki daya desak.

Agar agenda kekuasaan Kembali kepada kemajuan bersama, bukan kuasaan yang selama ini hanya dirasakan oleh sekelompok elit dengan pengikutnya yang aji mumpung. ***