NARASITODAY.COM – Kegiatan bakti sosial (baksos) Forum Mahasiswa Bidikmisi Kartu Indonesia Pintar (FORMABI-KIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, juga telah sukses melakukan program mengajar di kampung Sitoko, desa Pasirhaur, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
Program mengajar ini tidak hanya dilakukan satu hari saja, tetapi dilakukan selama empat hari yaitu pada Selasa – Jumat (16 – 19 Januari 2024).
Pada pagi hingga siang hari, sebagian relawan baksos FORMABI-KIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Pasirhaur. Sementara sebagian relawan lainnya mengajar di Paud Izzatur Ulum, serta pada sore harinya sebagian relawan baksos FORMABI-KIP juga mengajar di Madrasah Diniyah yang ada di kampung Sitoko.
Pihak sekolah SDN 2 pasirhaur sangat antusias dan mengapresiasi atas kedatangan mahasiswa FORMABI-KIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal tersebut bisa memotivasi anak untuk tahu bahwa pendidikan itu tidak berhenti setelah lulus SD, melainkan bisa sampai kuliah.
Selain itu pihak sekolah berharap dengan kedatangan mahasiswa ke sekolah, anak-anak bisa termotivasi untuk meraih beragam cita-cita.
Sekretaris Desa Pasirhaur, Aceng Didin pun menuturkan kalau anak-anak di desanya terutama di kampung Sitoko, masih banyak yang tertinggal terkait pendidikan. Sehingga kepala desa berharap dengan kedatangan mahasiswa anak-anak lebih semangat dalam menempuh pendidikan.
Beliau juga berpesan agar mahasiswa bisa memberikan pengetahuan agamanya kepada anak-anak, tetapi tidak menularkan ilmu yang macam-macam yang bertentangan dengan agama Islam. Lanjut Aceng Didin saat diwawancarai pada Kamis (18/01/2024).
Lebih lanjut, Aceng Didin juga menyampaikan tentang pendidikan kepala desa Pasirhaur pun masih terbatas. “Bahkan kepala desa disini dulu lulus sekolah dasar saja, tetapi sekarang Alhamdulillah sudah lumayan banyak dan jenjang pendidikannya lebih tinggi.”
Di sisi lain, Zainul Hariri guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SDN 02 Pasirhaur juga mengatakan. “Tadi saya juga habis sharing-sharing sama mahasiswa yang habis ngajar PAI, ketika ditanya tentang cita-cita, anak-anak di kampung Sitoko ini hanya ingin jadi ustadz, ustadzah, dan kyai. Ujarnya saat diwawancarai di ruang guru pada Rabu (17/01/2024).
Saya berharap dengan kedatangan mahasiswa anak-anak termotivasi menjadi presiden, dokter, pilot, dan mau melanjutkan pendidikan ke ranah yang lebih tinggi”, Lanjut Zainal Hariri saat di wawancarai di ruang guru.
Sebagai relawan baksos FORMABI-KIP UIN Jakarta, merasa salut dengan tata krama anak-anak yang ada di kampung Sitoko. Karena setiap bertemu dengan orang yang lebih tua mereka mengucapkan salam dan mencium tangan bahkan kepada orang yang belum di kenalinya.
Hal lainnya pun terlihat ketika ada seorang anak yang berjualan membantu keluarganya, tanpa ada kekhawatiran jika dagangannya diambil atau dicurangi oleh teman-temannya. Mereka begitu ikhlas dan menanamkan kejujuran, ujar relawan baksos dari FORMABI-KIP saat diwawancarai pada Kamis (18/01/2024).
Pernyataan di atas, ternyata sesuai dengan apa yang memang diterapkan oleh orang tua dan guru-guru kepada anak-anak di kampung Sitoko. “Awalnya kita memberikan pengajaran kalau bertemu dengan guru, orang tua, atau dengan kakak-kakak mahasiswa harus memberikan salam. Karena disini pengajaran agama Islam nya masih kental, jadi guru tidak terlalu sulit menanamkan hal seperti itu”, lanjut Zainal Hariri saat di wawancarai.
Kemudian pada kegiatan mengajar paud, anak-anak difokuskan untuk program CALISTUNG (baca, tulis, dan berhitung). Selain itu, terdapat pula program edukasi alam sekitar yaitu dengan cara mencari daun-daun kering untuk membuat mozaik yang nantinya akan menjadi kerajinan tangan untuk hiasan dinding menggunakan kertas origami di kelas masing-masing.
Andarwati salah satu wali murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Izzatur Ulum menyampaikan kurangnya fasilitas pendidikan di PAUD tersebut. “Mudah-mudahan bisa terus membantu pengajaran sehari-harinya karena kami di sini memang kekurangan tenaga pengajar. Selain itu, masih terdapat beberapa fasilitas yang kurang memadai seperti buku, meja dan kursi, serta mainan untuk anak-anak”, ujarnya saat Kamis (18/01/2024).
Guru PAUD juga meminta bantuan kepada relawan baksos dari FORMABI-KIP, untuk membantu menghias atau pun memperbaiki tempat anak-anak usia dini belajar karena akan ada penilaian akreditasi di tahun 2024 ini.
“Karena adanya informasi akreditasi, maka saya selaku guru PAUD Izzatur Ulum meminta bantuan kepada relawan baksos dari FORMABI-KIP untuk melengkapi fasilitas mengajar, seperti poster huruf Hijaiyah, nama-nama nabi dan malaikat, serta poster-poster lainnya yang memang belum tersedia di PAUD ini. Ujar Ani, guru PAUD Izzatur Ulum saat diwawancarai pada Rabu (17/01/2024).
Kemudian saat siang hingga sore hari, relawan baksos FORMABI-KIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengajar di Madrasah Diniyah. Dalam kegiatan ini relawan mengajarkan anak-anak dengan pelajaran akidah akhlak, bahasa Arab, Al-Quran hadis serta sejarah kebudayaan Islam.
Kemudian pada malam hari, sebagian relawan baksos FORMABI-KIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengajar di Tempat Pendidikan Al-Quran (TPQ). Pada kegiatan ini relawan mengajarkan anak-anak mengaji, men-setoran hafalan Al-Quran serta muroja’ah.
Abi Hasyim salah satu pengajar TPQ di kampung Sitoko menyampaikan ucapan terima kasihnya atas adanya kegiatan baksos dari relawan FORMABI-KIP. “Terimakasih banyak dengan adanya Mahasiswa di sini sangat membantu Abi, sehingga anak-anak bisa mendapat pengalaman baru. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat, ujarnya saat diwawancarai pada Rabu (17/01/2024).
Selain itu, dengan adanya mahasiswa, kampung menjadi tidak sepi dan lebih berwarna. Oleh karena itu, berharap mahasiswa dapat datang kembali ke kampung Sitoko, agar anak-anak itu dapat memperoleh banyak ilmu dan pengalaman. Tutup Abi Hasyim, pengajar TPQ saat di wawancarai oleh salah satu relawan baksos FORMABI-KIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ***