Warga Gotong Royong Bangun Rumah Janda Anak 2 yang Tinggal di Gubuk Beratap Terpal

0

NARASITODAY.COM- Warga Kampung Cepak Tangkil Rt 02 Rw 05 Desa sukaluyu, Nanggung, Kabupaten Bogor patut di apresiasi. Pasalnya, salah satu nilai yang dimiliki masyarakat dalam melakukan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan menolong secara sukarela itu masih dipertahankan.

Salah satunya, seperti. pada, Selasa (20/02/2024) puluhan masyarakat tersebut berduyun-duyun membangun sebuah rumah milik seorang janda beranak dua, yang sempat Viral dalam sebuah vidio memperlihatkan bertempat tinggal di sebuah gubuk beratapkan terpal.

Setelah mengetahui ada informasi warganya dengan kondisi demikian, dirinya bersama pemuda dan masyarakat sekitar langsung membangun kediaman Sacih (33) tersebut.

“Keluarga ini memang masuk dalam kategori orang tidak mampu, sehingga kewajiban kami sebagai ketua RT untuk menggerakkan masyarakat untuk melakukan gotong royong,” kata ketua RT 04 Yani.

Baca Juga :  Syukuri Berkah Ramadhan,  Perdana Ria Santuni Anak Yatim Piatu Ciomas 

Dia menjelaskan, awalnya Sacih dan kedua anak simata Wayangnya tinggal satu atap dengan keluarganya di kampung tersebut. Namun entah kenapa Sacih malah pilih tinggal di gubuk beratap kan terpal tersebut.

Tak tinggal diam, dirinya sebagai ketua RT langsung melaporkan ke pemerintahan desa setempat. Untuk sementara waktu pihaknya bergotong royong membangun rumah untuk Sacih.

“Baru di tinggal suaminya sekitar 7 bulanan yang kedua kalinya meninggal dan meninggalkan dua orang anak. Sempat tinggal di gubuk beratap terepal sekitar beberapa hari,” jelasnya.

Baca Juga :  Remaja Belasan Tahun Diduga Hendak Tawuran, Akhirnya Digiring ke Mapolsek Ciawi

“Setelah mengetahui Sacih ini pilih tinggal di gubuk beratap terepal, kita langsung melaporkan ke pemerintahan desa sehingga pihak desa merespon. Pihak desa langsung memberikan bantuan material seperti asbes GRC dan paku, untuk tempat tinggal sementara,” tambahnya menegaskan.

Sementara Sacih (32) mengatakan, hal tersebut bermula saat dirinya bereserta kedua anaknya terkatung-katung lantaran suami telah tiada dilokasi tambang ilegal.

“Iya sempat tinggal di tenda beralasan terepal, ya kira-kira hampir 15 hari lebih tinggal disitu berdua sama anak saya,” katanya, sambil meneteskan air mata.

Menurutnya, sang suami meninggal dunia akibat menjadi korban reruntuhan dilokasi tambang ilegal, bahkan naasnya reruntuhan material longsor menimpa bagian kaki sang suami hingga harus diamputasi di lokasi tambang.

Baca Juga :  Hujan Intensitas Tinggi Landa Bogor Barat, Tebingan Setinggi 20 meter di Malasari Longsor Tutup Akses Jalan

“Suami saya meninggal akibat jadi kuli pikul ditambang emas, saat istirahat ada pohon tumbang yang menimpa suami saya bahkan kaki suami saya tertimpah batu besar, hingga suami saya meninggal dunia,” ujarnya.

Saat ini dirinya harus merawat kedua anaknya yang masih balita bahkan dengan adanya bantuan yang diberikan oleh warga sekitar sangat membantu dirinya dan keluarga kecilnya.

“Ada baru dua kali mendapatkan bantuan dari pemerintah, saat ini warga sekitar membantu membangun rumah saya secara sukarela, bahkan RT, RW dan Kepala Desa setempat memberikan bantuan,” pungkasnya.***