Oleh m: Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)
PENULIS di sini tidak akan membahas bahaya dan akibat dari merokok, karena sudah banyak orang berbicara tentang bahaya merokok.
Namun masih saja banyak orang yang merokok, bahkan jumlahnya semakin tahun semakin bertambah. Pemerintah juga sudah memberi peringatan bahaya merokok pada bungkus rokok.
Penyakit akibat rokok seperti berbagai penyakit kanker, serangan jantung, aterosklerosis, penyakit paru, impotensi dan gangguan medis lainnya ini tidak membuat jera perokok untuk stop merokok. Di Indonesia, kematian akibat rokok angkanya mencapai 239 ribu per tahun.
Tapi kenapa dengan data yang membuat kita miris ini, justru jumlah perokok di Indonesia tiap tahun selalu bertambah dan para perokok ini sulit untuk stop merokok. Penyebabnya adalah sebagai berikut:
Banyaknya budaya dan kebiasaan salah pada masyarakat Indonesia, contohnya sudah menjadi kebiasaan pada masyarakat Indonesia.
Jika memberi uang pada seseorang mengatakan, Ini untuk uang rokok, kalimat ini begitu terkenal, familiar dan turun menurun dilakukan masyarakat Indonesia dan menjadi sarana sosialisasi yang ampuh untuk membudayakan bahwa merokok itu hal yang wajar.
Makanya budaya ini harus diganti misal dengan kata-kata, ini uang untuk tambahan, ini uang untuk bonus kamu dan ini uang dari sedekah saya dan lain-lain kata asal jangan ada kata rokoknya.
Ada juga pesta pernikahan, sunatan atau syukuran terutama di perkampungan, selain ada kue dan jajanan juga ada rokok yang disediakan oleh tuan rumah untuk tamu undangan.
Kebiasaan menghidangkan rokok ini bisa diganti dengan kue, cemilan, permen, kacang atau kwaci dan dimulai dari kita untuk tidak menghidangkan rokok jika punya hajatan.
Ada istilah juga dikalangan anak muda dari pada narkoba, masih mending rokok, ini yang mendorong anak muda tambah banyak yang merokok.
Istilah ini bisa diganti dengan dari pada merokok mending diganti dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat, seperti olahraga, seni, belajar dan mengembangkan hobi lain yang produktif dan bermanfaat.
Kebiasaan yang salah dan tidak produktif pada masyarakat Indonesia yang berhubungan dengan rokok adalah:
menunggu sesuatu agar tidak bete sambil merokok, kumpul dengan teman sambil merokok, habis makan kalau tidak merokok tidak enak, rokok dijadikan alat sosial atau pergaulan.
Misal saya merokok kalau ada teman saja, atau saya merokok kalau ada tamu saja atau saya merokok untuk menghormati teman karena dia merokok dan lain-lain.
Ayo mulai dari sekarang untuk mengurangi secara bertahap dan dimulai dari diri sendiri, sehingga jumlah perokok di Indonesia menjadi berkurang. Jayalah Indonesiaku. ***